Wednesday, November 21, 2007

Konser Padi : Tak Hanya Diam



Setelah vakum hampir 2,5 tahun, grup band asal Surabaya, Padi, menggelar konser di Stadion Kodam V Brawijaya, Surabaya, Minggu (18/11/2007). Penampilan Padi tersebut adalah untuk memperingati ulang tahun sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Konser tersebut juga merupakan penampilan perdana Padi setelah mengeluarkan album yang kelima mereka yang bertajuk Tak Hanya Diam.
Selama dua jam pertunjukan, grup band yang di awaki oleh Fadly, Piyu, Yoyo, Ari dan Rindra tersebut mampu mengobati keriduan ribuan Sobat Padi (julukan fans Padi) yang telah hadir. Mereka membawakan beberapa lagu dari album lama yang pernah hits seperti Mahadewi dan Kasih Tak Sampai, dan juga lagu dari album terbaru mereka seperti Belum Terlambat, Rencana Besar dan Sang Penghibur. Foto lain...

Naskah + Foto : Boby NP/Matanesia

Monday, November 12, 2007

Pahlawan Tunanetra Menunggu Derita



Jauh hari, penyalin braille sangat dibutuhkan. Kini, perlahan mereka ‘disingkirkan’. Tidak hanya manusia normal yang membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjelajah dunia, mereka yang menderita tunanetra pun demikian. Seiring perkembangan jaman, mereka yang terlibat dalam ‘menciptakan’ ilmu pengetahuan khusus tunanetra, keberadaannya kian terancam dari gilasan modernisasi. Selengkapnya......
Naskah + Foto : Boby Noviarto Pribadi

Wednesday, September 5, 2007

Kasodo Bromo 2007

Hari masih pagi, meski begitu beberapa penduduk suku tengger telah berjalan di lautan pasir menuju ke kawah gunung Bromo, Minggu (26/07/2007). Mereka membawa uang, hasil bumi, hewan ternak dan benda berharga lainnya. Barang-barang tersebut rencananya akan digunakan sebagai sesaji dan dilempar ke dalam kawah Gunung Bromo. Pada hari tersebut memang bertepatan dengan peringatan Kasodo. Sementara itu, di bibir kawah Bromo, belasan orang telah menunggu untuk berebut sesaji yang dilemparkan.


Sebagaimana diketahui, bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.


Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta /Jawa Kuno: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Caption : (1) Overview Gunung Bromo dan Gunung Batok dari lahan pertanian di kawasan Cemara Lawang. (2) Salah seorang penduduk Bromo yang berjalan mendaki lereng Gunung Bromo dan menuju kawah untuk melempar sesaji. (3/4) Sebagian penduduk yang menunggu dibibir kawah dan berebut sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah. (5) Dengan latar belakang Gunung Bromo, Unes, salah satu anak dari suku Tengger, berpose bersama ayam yang didapatkannya dari sesaji yang dilemparkan penduduk. (6/7/8) Masyarakat Tengger yang beragama Hindu melakukan sembahyang di Pura yang berada di kaki gunung dan dilanjutkan dengan membawa kerbau dan sesaji lainnya untuk dilempar ke dalam kawah.
Naskah: Boby & Wikipedia Indonesia
Foto: Boby NP/Matanesia

Thursday, August 16, 2007

Jember Fashion Carnaval



Ribuan orang berkumpul di pinggir jalan antara alun-alun hingga Gedung Olah Raga (GOR) kota Jember yang berjarak 3.6 KM, Minggu, (5/8/2007). Mereka menyaksikan sebuah acara tahunan yang bertajuk Jember Fashion Carnaval (JFC) 2007, sebuah fashion show yang menggunakan jalan raya sebagai catwalknya. Di sepanjang jalan tersebut melintas defile 450 peserta JFC 2007.



Kegiatan yang diprakarsai sejak tahun 2001 oleh Dynand Fariz (presiden JFC) ini selalu menyajikan desain make up, pakaian, hingga tata rambut yang unik dan modern. Dan yang lebih menarik lagi desain tersebut merupakan hasil kreativitas para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum yang telah mendapatkan pelatihan. Pada gelarannya yang ke-6 di tahun 2007 ini JFC mengusung tema besar Save Our World yang diwujudkan dalam 8 defile yaitu Borneo, Prison, Predator, Undercover, Amazon, Chinese Opera, Anime dan Recycle.

Naskah + Foto : Boby Noviarto Pribadi

Saturday, July 28, 2007

Kebakaran Pasar Turi dalam 20mm

Pasar Turi, yang dikenal sebagai pusat perdagangan grosir di Surabaya terbakar pada hari kamis, tanggal 26/07/2007, pukul 08.40 wib. Kebakaran berawal dari toko Restu yang berjualan karpet di lantai dasar. Selanjutnya api terus merambat hingga ke Ramayana Dept Store dan belum bisa dipadamkan hingga hari sabtu (28/07).

Kondisi komplek Pasar Turi yang tertutup asap pekat.

Para pedagang berusaha menyelamatkan barang dagangannya sebelum dilalap api.

Hembusan angin yang cukup kencang dan barang dagangan yang mudah terbakar membuat api susah dipadamkan. Beberapa penyebab lain sulitnya pemadaman api adalah meski hanya berjarak 100 dari pangkalan PMK, hidran yang ada di Pasar Turi mati, sehingga mobil PMK harus bolak-balik mengambil air di tempat lain. Belum diputusnya aliran listrik utama Pasar Turi juga menghambat pemadaman api.

Pemadam kebakaran terus berusaha memadamkan api agar tidak menjalar kebagian yang lain. Selain berjuang melawan api, mereka juga harus berjuang melawan kelelahan, mengingat kebakaran tersebut sudah berjalan 2 hari.

Lampu penerangan yang padam menyulitkan para pedagang untuk mengevakuasi barang2nya

Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut, tetapi kerugian material ditaksir hingga miliaran rupiah. Banyak pihak yang meyakini bahwa kebakaran tersebut merupakan rekayasa, karena tepat di depan Pasar Turi terdapat ‘Pusat Grosir’ yang baru buka namun sepi peminat. Hingga kini penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak yang berwajib.

Sejumlah pedagang mencoba mengais-ais reruntuhan untuk mencari barang dagangannya yang masih utuh di dalam Pasar Turi

Untuk sementara barang2 para pedagang di letakkan di halaman Pasar Turi sebelum dipindah ke tempat masing2.

Saya tidak memotret kebakaran dari awal karena selain tidak tahu, saya mendapat penugasan dari kantor. Sekedar untuk diketahui, saya bekerja sebagai staff fotografer di sebuah majalah lifestyle di Surabaya yang biasa memotret fashion, makanan, interior & eksterior rumah. Baru keesokan harinya (karena ternyata kebakaran belum padam) saya mendapat ijin dari kantor dan memotret kebakaran Pasar Turi, meski hanya 1 jam (gak boleh lama2 he..he..). Semua foto ini saya ambil dengan kamera nikon D100 dan lensa 20mm fix.

Naskah & Foto : Boby Matanesia

Tuesday, July 17, 2007

Perkusi Banyu

Bagi masyarakat Desa Petung Kidul, Kec Pakis, Magelang, air merupakan barang yang sangat berharga. Ini dikarenakan kondisi geografis desa tersebut yang berupa pegunungan tandus sehingga sangat susah untuk memperoleh air. Kondisi itulah yang coba digambarkan oleh grup perkusi Lumaras Budoyo dalam sebuah bentuk seni pertunjukan yang bertajuk ‘Perkusi Banyu’. Grup asal Magelang tersebut menjadi salah satu pengisi acara dalam Gwalk Percussion Festival 2007 di Citraraya, Surabaya, Sabtu (7/7/2007). Dalam penampilannya, 55 orang penari dan pemain perkusi Lumaras Budoyo mengenakan dedaunan kering sebagai symbol kekeringan. Tidak hanya itu, untuk menggambarkan gemericik air, para pemain mengenakan puluhan kerincingan dikaki mereka.




Naskah & Foto : Boby Matanesia

Thursday, June 28, 2007

Orgil nasibmu kini

Sebagai kota metropolitan, Surabaya tentu tidak lepas dari masalah sosial. Salah satunya adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau yang lebih dikenal sebagai gelandangan. Termasuk dalam golongan tersebut adalah para penderita psikotik/orang gila (orgil) yang sering dirazia oleh petugas dipol PP. Para PMKS tersebut selanjutnya di tampung di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Surabaya. Saat ini kondisi Liponsos sangat memprihatinkan, kompleks bangunan yang berkapasitas 100 orang tersebut ditempati kurang lebih 700 orang. Uang miliaran rupiah untuk mengelola Liponsos merupakan beban pemerintah kota Surabaya dan bukan angka yang kecil.

Caption: suasana penampungan gelandangan dan orang gila di liponsos.


Orang gila tetaplah manusia, mereka tetap membutuhkan uluran tangan masyarakat. Salah satu usaha untuk mengurangi beban penghuni Liponsos, Dinas Sosial Kota Surabaya bekerja sama dengan para alumni SEFT (Spiritual Emotion Freedom Technicque) menggelar pengobatan alternatif, Rabu (27/06/07) . Dalam kegiatannya para alumni SEFT mencoba mengurangi beban penderitaan mereka yang terganggu jiwanya dengan cara 'mengaktifkan' saraf-saraf yang 'mati'.
Caption: salah satu titik sistem saraf diaktifkan dengan cara 'ditotok'


Caption: Dalam terapi ini 'pasien' diajak dialog dan perlahan-lahan di 'refresh' pikirannya

naskah + foto : Boby matanesia