Monday, January 14, 2008

Dua Hari Bersama Banjir

Tahun 2008 diawali dengan banyaknya bencana di hampir seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya adalah bencana banjir yang diakibatkan oleh meluapnya sungai Bengawan Solo. Sungai terbesar di Pulau Jawa tersebut tidak mampu menampung debit air yang cukup tinggi. Akibatnya bisa ditebak, banjir melanda beberapa kabupaten yang ada disepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Diantaranya Solo, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik. Berikut adalah dokumentari 2 hari mengunjungi daerah banjir.

Hari 1
Foto Lain....

Minggu (6/1/2008), sebuah pesan singkat masuk ke telpon genggamku. Isinya ajakan untuk ikutan tim SAR drop bantuan ke desa yang terisolasi banir didaerah Lamongan. Si pengirim pesan adalah Adhim, salah satu teman dari yayasan SPMAA (Sumber Pendidikan Mental Agama Allah) Lamongan yang membuka posko bantuan korban banjir di daerahnya. Tanpa berpikir panjang diriku langsung meng'iya'kan ajakan itu. Jam 10 pagi, bersama Heri, satu orang teman dari Himmarfi, diriku langsung berangkat ke Lamongan. Dua jam berselang, sampailah aku di posko bantuan banjir yang dimaksud. Lokasinya di sebelah pintu air 'sudetan' sungai Bengawan Solo di desa Plang Wot, kec Laren, Lamongan, Jawa Timur. Di lokasi tersebut selain posko Santana (Santri Tanngap Bencana) dari yayasan SPMAA, juga terdapat posko dari Sampoerna Rescue dan posko dari salah satu partai politik.
Untuk mendapatkan perahu karet, diriku harus menunggu selama 1,5 jam. Hal ini disebabkan perahu karet tersebut masih berkeliling untuk mengirim bantuan ke beberapa desa. Setelah perahu karet siap, kami langsung berangkat. Tujuan kami kali ini adalah desa Karang Jiwo. Seluruh akses jalan menuju desa tersebut tertutup oleh banjir. Untuk sampai kesana, diperlukan waktu tempuh sekitar setengah jam dengan perahu karet. Kondisi desa tersebut benar-benar memprihatinkan. Ketinggian air berkisar antara 1,5 hingga 2 meter. Selain jalan, aliran listrik juga putus sejak banjir melanda. Meski begitu warga tidak mau dievakuasi. Mereka memilih mendirikan panggung darurat didepan rumah masing-masing atau tinggal di tenda darurat diatas tanggul sungai. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengharapkan bantuan yang dikirimkan oleh relawan. Setelah bantuan diserahkan, kamipun langsung kembali ke posko. Menjelang Maghrib, diriku undur diri dan langsung tancap gas menuju Surabaya.

Hari 2
Foto Lain....

Senin (7/1/2008), rombongan kali ini lebih besar, diriku berangkat bersama 5 teman dari Himmarfi (Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi) Stikosa AWS. Tujuan hunting ke kecamatan Widang, Tuban. Dari 16 desa yang masuk wilayah Widang, 14 diantaranya terkena banjir, diantaranya Pondok Pesantren Langitan. Untuk menuju ke daerah tersebut dibutuhkan waktu 2 jam perjalanan darat dari Surabaya. Kondisi di daerah tersebut tidak berbeda dengan di Lamongan. Warga yang rumahnya terendam banjir, mendirikan tenda darurat di jalan raya. Akibatnya jalan raya yang menghubungkan Babat ke Tuban ditutup. Di Kecamatan Widang kami menghabiskan waktu sekitar 4 jam untuk hunting foto.

NB: SANTANA dari Yayasan SPMAA Lamongan telah membentuk tim rehabilitasi pasca banjir. Tim ini bertugas membantu masyarakat korban banjir membersihkan dan merehabilitasi rumah dan fasilitas umum yang rusak akibat banjir. Berkaitan dengan hal tersebut Santana menerima bantuan berupa obat-obatan, cat, sapu, sekop dan alat-alat yang bisa digunakan untuk membersihkan lumpur. Contact Person : Basyirun Adhim 081330391919.

2 comments:

Rey said...

Soal korban banjir gak mau dievakuasi, sama bob kayak aku waktu 2x jadi korban banjir. Evakuasi tu malah bikin kepikiran terus "banjirnya udah surut belom? ntar kalo air makin tinggi lagi gimana?", akhirnya kami lbh memilih bertahan sampe titik darah penghabisan (baca: sampe air PAM mati, hehehe), walopun kalo tetep disitu gak bs tidur, gak bs ke WC (ini yg menyiksa banget).

Sori kalo jadi curhat, bukan komen, hehe :D

Manda La Mendol said...

Cck...ck hatimu sebening embun, Bob.
Kamu ikut nyumbang khan ? Nggak cuman ambil kesempatan buat moto korban ?